Minggu, 28 Juni 2015

kumuh itu mulia

assalamu a'laikum warahmatullahi wabarokatu
 salam sejahtera, moga kalian semua dalam keadaan sehat, moga diberikan rizki yg halal yang melimpah dan barakah,,,, moga di berikan juga kesehatan untuk kluarga kita dan sahabat kita
 setelah sekian lama off dari dunia blogger, kali ini aku tertarik kembali untuk menulis sebuah karya gak tau itu dari siapa,, tp aku peroleh dari update status di line messager,,
yaitu menceritakan uang rp1000 yg kumuh dengan uang rp 100.000 yg kaku dan rapi... niich critanya


uang Rp.1000 dan uang Rp.100.000
 sama sama terbuat dari uang kertas, sama sama di cetak dan di edarkan oleh bank indonesia, pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dr bank dan beredar ke masyarakat, empat bln kmudian mereka bertemu kembali di dompet seorang pemuda, kemudian di antara ke dua terjadi percakapan



uang Rp.100.000 bertanya pada uang Rp.1000
kenapa badan kamu kok lusuh, kotor dan bau amis,,,?

di jawablah sama uang Rp.1000
karna aku begitu kluar dari bank langsung di tangan orang bawahan,, dari tukang becak, penjual sayur sampek penjual ikan dan di tangan pengemis

lalu Rp.1000  bertanya balik
"kenapa kamu keliatan begitu baru,rapi  dan masih bersih "
dijawabnya" karna begitu aku keluar dari bank , langsung di smbut perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran mahal, di mall, dan di hotel hotel berbintangserta keberadaanku sll di jaga dan jarang kluar dari dompet

lalu Rp.1000 bertanya lg,,
"pernahkah engkao mampir di tempat ibadah..?"

di jawabnya Rp.100.000
"belum pernah"

Rp.1000 berkata lagi
" ketahuilah walaopun keadaanku seperti iniadanya, setiap jum'at aku selalu mampir ke masjid-masjid, ke tempat2 ibadah lainya,,, di tangan pengemis dan anak2 yatim, bahkan aku sll bersyukur kepada tuhan karna aku tidak di pandang manusia bukan karna nilainya tp yg di pandang adalah manfaatnya

akhirnya menangislah uang Rp.100.000 karna merasa besar, hebaat, tinggi, tp tdak terlalu bermanfaat dan jarang untuk hal kebaikan,,,

jadi bukan seberapa besar penghasilan anda, tetapi seberapa manfaat penghasialan anda itu, karna kekayaan bukan untuk kesombongan

semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat dan memberi manfaat untuk semesta alam serta di jauhkan dari sifat sombong, 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar